Kapal Hantu Yang Meneror Tujuh Samudra
Sebelum
namanya terkenal lewat trilogi layar lebar Pirates of the Carribean,
The Flying Dutchman lebih dulu populer sebagai hantu bajak laut yang
ditakuti warga lautan dalam kartun Spongebob Squarepants. Dan berbeda
dengan
anggapan kebanyakan orang, nama tersebut merupakan nama sebuah
kapal bukan nama orang. Sebetulnya dari mana asalnya legenda Flying
Dutchman? Mengapa kapal hantu ini (menurut legenda) terus mengarungi
lautan tanpa kenal lelah? Dan apakah betul kapten dari Flying Dutchman
menjadi biang keladi yang membuat seluruh penghuni kapal itu
gentayangan?Sejarah Mitos dan Legenda
Catatan
sejarah ternyata memuat banyak versi cerita dari Flying Dutchman. Salah
satu yang tertua adalah kisah mengenai para pelaut belanda yang sangat
ambisius dalam menaklukan lautan. Pada abad 1500-1600, jauh sebelum
inggris memiliki armada laut yang kuat, Belanda dikenal sebagai penakluk
lautan. Disebutkan bahwa kapten Van Straaten adalah kapten yang teladan
dan giat dalam mengarungi laut serta samudra, dan bersedia untuk
mempertaruhkan segalanya demi menjadi kapten terkuat . Namun karena
keserakahan dan keangkuhannya maka Van straaten dihukum oleh alam
untuk hidup selamanya di atas kapal tanpa bisa berlabuh ke dermaga!!
Kabarnya kapal miliknya yang dinamai The Flying Dutchman sering
berkeliaran di daerah Cape of Good Hope dibagian selatan Afrika. Dalam
mitos setempat, kapal hantu Van Straaten dapat menularkan kutukan.
Alhasil, para nelayan maupun pelaut dianjurkan untuk mengubah haluan
jika mereka berpapasan dengan kapal milik Van Straaten.
Lebih lanjut lagi, pada tahun 1821 ditemukan catatan tertulis pertama mengenai kisah Flying Dutchman. Dalam salah satu edisi Blackwood's Magazine yang
terbit pada bulan mei di tahun tersebut, diceritakan bahwa sebuah
armada laut Belanda dikutuk karena telah menantang alam . Hendrik Van
Der Decken merupakan kapten dari armada itu. Cikal bakal terjadinya
tragedi kutukan ini adalah ambisi Van Der Decken untuk menyelesaikan
misi menemukan Cape of Good Hope. Namun sedikit berbeda dengan mitos tua
Flying Dutchman, Blackwood's Magazine menjabarkan lebih banyak detail
mengenai perjalanan sang kapten. 7 tahun setelah misi diberikan, Van Der
Decken belum juga menemukan Cape of Good Hope. Walaupun para awak kapal
sudah merasa putus asa, Namun karena sang kapten mempunyai sifat yang
sangat tegas maka tidak ada seorangpun yang berani menentang
keinginannya. Sampai suatu malam Van Der Decken berhasil menemukan letak
Cape of Good Hope dengan bantuan teleskop. Namun untuk mencapainya maka
ia harus melewati badai yang menghadang di depannya. Karena merasa
kesal akhirnya Van Der Decken mengumpat pada angin kencang yang
menghadangnya.
Tidak lama setelah itu sebuah kapal kecil
berpapasan dengan kapal Van Der Decken, dan nelayan di kapal kecil
tersebut memperingati sang kapten untuk tidak meneruskan perjalanan
malam itu. Bukannya mematuhi atau setidaknya menghormati saran si
nelayan, Van Der Decken malah kembali mengumpat bahwa ia lebih memilih
dikutuk untuk berlayar selamanya sampai hari kiamat tiba dari pada harus
kalah dari alam. Seketika itu pula, betapapun sekerasnya usaha Van Der
Decken namun ia beserta awak kapalnya tidak pernah dapat menemukan
dermaga untuk berlabuh. Beberapa kisah menyebutkan bahwa Van Der Decken
sebenarnya tidak dikutuk dan bahkan ia hampir berhasil berlabuh. Tetapi
sayangnya semua awak kapalnya terkena wabah pes sehingga mereka tidak
dapat diperbolehkan untuk berlabuh karena takut akan menularkan penyakit
itu pada penduduk kota. Karena tidak mendapatkan pertolongan, seluruh
awak kapalnya beserta sang kapten akhirnya meninggal dalam pelayaran di
tengah lautan. Rasa sakit hati membuat mereka menjadi arwah penasaran
yang terus mengarungi lautan dengan kapal hantunya. Versi lai mencatat
bahwa terjadi pembunuhan sadis dikapal Van Der Decken yang memakan
korban seluruh penghuninya!!
Beberapa catatan sejarah jadul
lainnya mengatakan bahwa seorang kapten belanda bernama Bernard Fokke
disinyalir menjadi kapten Flying Dutchman lainnya. Fokke juga
digambarkan sebagai kapten yang sangat piawai dalam mengarungi lautan.
Dikisahkan bahwa Fokke dapat berlayar dari Holland sampai ke pulau Jawa
hanya dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini sangat mengherankan
banyak pihak karena pada masa itu, kapal tercepat saja butuh waktu cukup
lama untuk mencapai Jawa. Kepiwaiannya tersebut kemudian dicurigai oleh
banyak orang bahwa Fokke sebetulnya bekerja sama dengan para iblis
sehingga kapalnya dapat berlayar cepat.Penampakan The Flying Dutchman
Apapun
Versi ceritanya, The Flying Dutchman tetap dikenal sebagai kapal hantu
yang sangat menyeramkan. Kisah mengenai Flying Dutchman juga dilengkapi
dengan beberapa catatan penampakan. Salah satu yang paling terkenal
adalah catatan dari Prince George of Wales yang kemudian dikenal sebagai
King George V of United Kingdom. Catatan yang dibuat pada kisaran abad
1900-2000 tersebut mengatakan bahwa Prince George yang tengah berlayar
dengan adiknya, Prince Albert Victor of Wales, melihat sebuah kapal aneh
didekat perairan Australia. Dari atas Bacchante, kapal yang dinaiki
George, 13 orang juga mengaku melihat sebuah kapal yang diselimuti kabut
aneh pada saat subuh. Tidak hanya suram, kapal yang disinyalir sebagai
The Flying Dutchman tersebut diliputi kilauan aura berwarna merah
darah!! Namun karena tebalnya kabut yang terjadi, seluruh awak kapal
aneh tersebut tidak terlihat jelas. Karena penasaran maka Prince George
memerintahkan beberapa awak kapalnya untuk mendekati kapal tadi dengan
memakai sekoci, namun mereka tidak berhasil menemukan siapapun. Dan
dalam sekejap kapal aneh itu hilang ditelan kabut, padahal harusnya
kapal sebesar itu masih dapat dilihat teleskop dalam jarak 200 yard!!
Mitos Cinta Sang Kapten
Lalu
bagaimana dengan kisah Davy Jones, kapten Flying Dutchman dalam Pirates
of Carribean yang ternyata memiliki tragedi cinta dengan dewi laut
bernama Calypso? Apakah kisah tersebut hanya karangan sang pencipta film
belaka? Tidak sepenuhnya betul, tapi juga tidak seluruhnya salah.
Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pengarang-pengarang dunia yang
mengadaptasi legenda Flying Dutchman. Oleh karena itu versi dalam kapal
hantu tersebut semakin beragam. Pada tahun 1980-an, seorang pengarang
sekaligus aktivis lakon drama bernama Fitzball ikut mengadaptasi kisah
Flying Dutchman. Untuk membuat kisah drama buatannya semakin dramatis
maka disisipkan cerita bahwa sang kapten kapal menaruh cinta untuk
seorang wanita yang pernah menolongnya. Tetapi akibat kutukan untuk
berlayar selamanya, sang kapten akhirnya hanya memiliki kesempatan untuk
menemui sang kekasih setiap 7 tahun sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar